Jumat, 17 Maret 2017

Apa itu DISGRAFIA ?

Setelah kemarin saya menjelaskan disleksia,diskalkulia nah sekarang saya akan coba menjelaskan mengenai DISGRAFIA. Jadi apa sih DISGRAFIA ITU ??? Berikut penjelasannya.

Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun tulisan tangannya buruk. Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.


Kesulitan dalam menulis biasanya menjadi problem utama dalam rangkaian gangguan belajar, terutama pada anak yang berada di tingkat SD. Kesulitan dalam menulis seringkali juga disalahpersepsikan sebagai kebodohan oleh orang tua dan guru. Akibatnya, anak yang bersangkutan frustrasi karena pada dasarnya ia ingin sekali mengekspresikan dan mentransfer pikiran dan pengetahuan yang sudah didapat ke dalam bentuk tulisan. Hanya saja ia memiliki hambatan.
Sebagai langkah awal dalam menghadapinya, orang tua harus paham bahwa disgrafia bukan disebabkan tingkat intelegensi yang rendah, kemalasan, asal-asalan menulis, dan tidak mau belajar. Gangguan ini juga bukan akibat kurangnya perhatian orang tua dan guru terhadap si anak, ataupun keterlambatan proses visual motoriknya.

CIRI-CIRI DISGRAFIA

Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah:


  1. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur. 
  2. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional. 
  3. Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. 
  4. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas. 
  5. Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis. 
  6. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional. 
  7. Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada. 

MEMBANTU ANAK DISGRAFIA 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak dengan gangguan ini. Di antaranya:
  1. Pahami keadaan anak 
  2. Menyajikan tulisan cetak 
  3. Membangun rasa percaya diri anak  
  4. Latih anak untuk terus menulis 

INTERVENSI GANGGUAN BELAJAR

Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan perspektif berikut (Lyon & Moats,1988)

  1. Model Psikoedukasi Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi definisi yuang diduga mendasarinya.
  2. Model Behavioral Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar, atau perilaku yang memampukan (enabling behaviours).
  3. Model Medis Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merupakan simtom-simtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis.
  4. Model neuropsikologi Berasal dari model psikoedukasi dan medis, diasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan deficit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis).
  5. Model lingguistik Berfokus pada defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suara-suara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka.
  6. Model kognitif Berfokus pada   bagaimana anak-anak mengatur pemikiran-pemikiran mereka ketika mereka balajar materi-materi akademik.
Sekian pembahasan dari saya mengenai DISGRAFIA apabila ada yang kurang mengerti silakan tanyakan pada kolom kementar yang telah di sediakan. Terima kasih.


Apa itu DISGRAFIA ?
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.