Tempat
ini dinamakan Gunung Kunci karena pangker tempat pertahanan (menurut Belanda)
kunci pertahanan Belanda terbesar. Didirikan pada tahun 1914 – 1917 oleh
Jendral dari Belanda. Di Gn.Kunci terdapat benda bersejarah yaitu Benteng
Pertahanan (Bangker), tempat ini dikelola oleh 2 lembaga yaitu Dinas
Kehutanan/UPTD unit pelaksana dinas,BPCB (Khusus Gua) balai pelestarian cagar
budaya.
Kawasan ini semula merupakan kawasan hutan produksi terbatas pada kelompok hutan karena memiliki keindahan alam nilai historis peninggalan Belanda dan luasan yang cukup untuk pembangunan koleksi tumbuhan.
Dan atau satwa maka dirubah fungsinya menjadi taman hutan raya dengan surat keputusan menteri kehutanan No: SK.297/Menkut-II/2004 tanggal 10 Agustus 2004. Kota kawasan gunung kunci kurang lebih 35,81 Ha yang terdiri dari Gunung Palasari seluas 32,01 dan Gunung Kunci seluas 3,80 Ha.
Dengan elevasi berkisar antara kurang lebih 485-665 Mdpl secara administrasi kawasan Gn.Kunci termasuk wilayah kelurahan kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Terletak pada posisi antara 6o55’ – 7o25’ LS dan 107o45’ – 108o11’ BT. Dan lokasinya dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang.
Kawasan ini semula merupakan kawasan hutan produksi terbatas pada kelompok hutan karena memiliki keindahan alam nilai historis peninggalan Belanda dan luasan yang cukup untuk pembangunan koleksi tumbuhan.
Dan atau satwa maka dirubah fungsinya menjadi taman hutan raya dengan surat keputusan menteri kehutanan No: SK.297/Menkut-II/2004 tanggal 10 Agustus 2004. Kota kawasan gunung kunci kurang lebih 35,81 Ha yang terdiri dari Gunung Palasari seluas 32,01 dan Gunung Kunci seluas 3,80 Ha.
Dengan elevasi berkisar antara kurang lebih 485-665 Mdpl secara administrasi kawasan Gn.Kunci termasuk wilayah kelurahan kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Terletak pada posisi antara 6o55’ – 7o25’ LS dan 107o45’ – 108o11’ BT. Dan lokasinya dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang.
Pada tahun 1917
dibangun gua dan banteng pertahanan di daerah Sumedang di 4 lokasi perbukitan
yang mengelilingi kota Sumedang, yaitu di Gunung Kunci, gunung Palasari/ Pasir
Bilik dan gunung Gadung.
Gua dan benteng pertahanan yang sekarang keadaannya
masih utuh adalah di gunung Kunci yang terkenal dengan nama Pandjoeman dan di
Gunung Palasari, kemungkinan karena sejak tahun 1934 gua dan benteng tersebut
kelestariannya dapat terjaga oleh petugas Perum Perhutani KPH Sumedang.
Perlawanan rakyat Sumedang terhadap bangsa kulit putih sudah diawali sejak
tahun 1800an ketika kedatangan Gubernur Jenderal Daendels mengontrol pembuatan
jalan Pos Anyer-Panarukan yang melewati daerah Sumedang, antara tahun
1810-1811.
Pekerjaan secara rodi yang berat didaerah Sumedang telah meminta banyak korban
jiwa. Konon pada saat Daendels mengajak bersalaman disambut oleh Pangeran
Kusumadinata IX (dikenal dengan nama Pangeran Kornel) dengan tangan kiri,
sementara tangan kanan Pangeran memegang keris.
Sang Gubernur yang dikenal
sangat galak dan karenanya di juluki sebagai Mas Galak terkejut dan menjadi
lemah menghadapi sang Pangeran.
Peristiwa heroik tersebut diabadikan pada nama jalan cadas tersebut dengan nama
Cadas Pangeran. Tahun pembuatannya diabadikan dalam prasasti batu marmer
berhuruf jawa/sunda terletak pada satu dinding cadas di Cadas Pangeran, lukisan
relief peristiwa tersebut kini terlukis pada pintu gerbang masuk wana wisata
Gunung Kunci.
Gua dan benteng pertahanan Belanda digunung Kunci memiliki
keunikan baik bentuk maupun dibagian puncak bukit tersembul tembok benteng yang
tegar berbentuk seperti motor boat dengan panjang 70m dan lebar 30m, ditengah
benteng tersembunyi bangunan kamar-kamar yang atapnya ditimbun tanah. Dibagian
bukit benteng terdapat bangunan bertingkat dua, disini terdapat beberapa tangga
yang menurun menuju ke perut bukit.
Luas bangunannya 2.600m persegi. Luas
bunkernya 450m persegi. Didalam bukit terdapat lorong-lorong gua sepanjang
200m, menghubungkan kamar-kamar dibawah tanah dan antara pintu masuk menuju
kebagian benteng. Ada 17 buah gua diperut bukit ini. Karena ada perbedaan
tinggi dihubungkan dengan lorong bertangga.
Bentuk kamar-kamar pada umumnya
persegi panjang melengkung, terdapat pula dua ruangan yang berbentuk bulat
seperti menara dengan garis tengah 3meter, ruangan bulat ini letaknya tersembul
keluar bukit dilengkapi lubang pengintai (tempat mancong senjata berat). Lantai
satu adalah ruang prajurit, lantai dua untuk ruang perwira dan lantai tiga
sebagai benteng pertahanan.
Area
kawasan hutan Gunung Kunci ini merupakan ekosistem pinggiran sungai,aliran
sungai Cimanuk Subdas Cipeles, pinus dan mahoni merupakan tanaman yang
terbanyak tumbuh di Gunung Kunci. Tempat ini buka pukul 08.00 – 17.00 WIB
dengan harga tiket,dewasa/umum Rp.3.000 , anak kecil Rp.2.000 , manca Negara
Rp.20.000 , Photografer Rp. 50.000. jika ada yang merusak akan didenda ratusan
juta, karena agar jera dengan biaya denda yang mahaldan sudah diatur dalam UUD
kehutanan.
Demikia mengenai penjelasan gunung kunci dan sejarah perkembangannya. Semoga bermanfaat.
Demikia mengenai penjelasan gunung kunci dan sejarah perkembangannya. Semoga bermanfaat.
Sumber : Penjaga gunung kunci
GUNUNG KUNCI Sejarah dan Perkembangannya
4/
5
Oleh
Awal